Bissmillahirrohmanirrohim
Dengan niat karna allah Subhanahu Wataala saya telah menulis/ membajak ttulisan yang ada di kitab shifatussholatun nabi
Berikut tata cara shalat Nabi..
Untuk menghemat waktu dan tenaga, ada beberapa keterangan yang saya
ringkas. Mudah2an dapat bermanfaat...
1.NIAT
----
Niat berarti menyengaja untuk sholat, menghambakan diri kepada Allah
Ta'ala semata, serta menguatkannya dalam hati.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Semua amal tergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapat
(balasan) sesuai dengan niatnya."
(HR. Bukhari, Muslim dan lain-lain. Baca Al Irwa', hadits no. 22).
Dalam Kitab Raudhatul talibin (1/224), Imam Nawawi berkata: "Niat
artinya menyengaja. Orang yang shalat, dalam hatinya hendaklah
menyengaja shalat apa yang akan dilakukannya, seperti Shalat Dzuhur,
fardhu, dll. Niat ini dilakukan bersamaan dengan takhbiratul
Ikhram."
2.TAKBIRATUL IHROM
-----------------
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selalu memulai sholatnya dengan
takbiratul ihrom yakni mengucapkan Allahu Akbar di awal sholat dan
beliau pun pernah memerintahkan seperti itu kepada orang yang
sholatnya salah. Beliau bersabda kepada orang itu:
"Sesungguhnya sholat seseorang tidak sempurna sebelum dia berwudhu'
dan melakukan wudhu' sesuai ketentuannya, kemudian ia mengucapkan
Allahu Akbar."
(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Thabrani dengan sanad shahih).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Apabila engkau hendak mengerjakan sholat, maka sempurnakanlah
wudhu'mu terlebih dahulu kemudian menghadaplah ke arah kiblat, lalu
ucapkanlah takbiratul ihrom."
(Muttafaqun 'alaihi).
3.MENGANGKAT KEDUA TANGAN
-----------------------
Terkadang Nabi mengangkat kedua tangannya bersamaan dengan ucapan
takbir, terkadang sesudah ucapan takbir (HR Bukhari & Nasa'i),
terkadang juga sebelum ucapan takbir (HR Bukhari & Abu Dawud)
Disunnahkan mengangkat kedua tangannya sejajar bahu ketika bertakbir
dengan merapatkan jari-jemari tangannya, berdasarkan hadits yang
diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar radiyallahu anhuma, ia berkata:
"Rasulullah shallallahu alaihi wasallam biasa mengangkat kedua
tangannya setentang bahu jika hendak memulai sholat, setiap kali
bertakbir untuk ruku' dan setiap kali bangkit dari ruku'nya."
(Muttafaqun 'alaihi).
Atau mengangkat kedua tangannya sejajar telinga, berdasarkan hadits
riwayat Malik bin Al-Huwairits radhiyyallahu anhu, ia berkata:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa mengangkat kedua
tangannya setentang telinga setiap kali bertakbir (didalam sholat)."
(HR. Muslim).
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu
Khuzaimah, Tamam dan Hakim disebutkan bahwa "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya dengan
membuka jari-jarinya lurus ke atas (tidak merenggangkannya dan tidak
pula menggengamnya)".
4.BERSEDEKAP
----------
Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan tangan kanan
di atas tangan kirinya (bersedekap). Beliau bersabda:
"Kami, para nabi diperintahkan untuk segera berbuka dan mengakhirkan
sahur serta meletakkan tangan kanan pada tangan kiri (bersedekap)
ketika melakukan sholat."
(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Ibnu Hibban dan Adh Dhiya' dengan
sanad shahih).
Dalam sebuah riwayat pernah beliau melewati seorang yang sedang
sholat, tetapi orang ini meletakkan tangan kirinya pada tangan
kanannya, lalu beliau melepaskannya, kemudian orang itu meletakkan
tangan kanannya pada tangan kirinya. (Hadits riwayat Ahmad dan Abu
Dawud dengan sanad yang shahih).
5.Meletakkan atau menggenggam
---------------------------
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan lengan kanan pada
punggung telapak kirinya, pergelangan dan lengan kirinya berdasar
hadits dari Wail bin Hujur:
"Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertakbir kemudian
meletakkan tangan kanannya di atas telapak tangan kiri, pergelangan
tangan kiri atau lengan kirinya."
(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Khuzaimah,
dengan sanad yang shahih dan dishahihkan pula oleh Ibnu Hibban,
hadits no. 485).
Beliau terkadang juga menggenggam pergelangan tangan kirinya dengan
tangan kanannya, berdasarkan hadits Nasa'i dan Daraquthni:
"Tetapi beliau terkadang menggenggamkan jari-jari tangan kanannya
pada lengan kirinya." (sanad shahih)
6.Bersedekap di dada
------------------
Menyedekapkan tangan di dada adalah perbuatan yang benar menurut
sunnah berdasarkan hadits:
"Beliau meletakkan kedua tangannya di atas dadanya."
(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah, Ahmad
dari Wail bin Hujur).
7.MEMANDANG TEMPAT SUJUD
----------------------
Pada saat mengerjakan sholat, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam menundukkan kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke
tempat sujud. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh
Ummul Mukminin 'Aisyah radhiyallahu 'anha:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak mengalihkan
pandangannya dari tempat sujud (di dalam sholat)."
(HR. Baihaqi dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani).
Larangan menengadah ke langit
-----------------------------
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang keras menengadah ke
langit (ketika sholat). Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Hendaklah sekelompok orang benar-benar menghentikan pandangan
matanya yang terangkat ke langit ketika berdoa dalam sholat atau
hendaklah mereka benar-benar menjaga pandangan mata mereka."
(HR. Muslim, Nasa'i dan Ahmad).
Rasulullah juga melarang seseorang menoleh ke kanan atau ke kiri
ketika sholat, beliau bersabda:
"Jika kalian sholat, janganlah menoleh ke kanan atau ke kiri karena
Allah akan senantiasa menghadapkan wajah-Nya kepada hamba yang
sedang sholat selama ia tidak menoleh ke kanan atau ke kiri."
(HR. Tirmidzi dan Hakim).
8.MEMBACA DO'A ISTIFTAH
---------------------
Doa istiftah yang dibaca oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bermacam-macam. Dalam doa istiftah tersebut beliau
shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan pujian, sanjungan dan
kalimat keagungan untuk Allah.
Beliau pernah memerintahkan hal ini kepada orang yang salah
melakukan sholatnya dengan sabdanya:
"Tidak sempurna sholat seseorang sebelum ia bertakbir, mengucapkan
pujian, mengucapkan kalimat keagungan (doa istiftah), dan membaca
ayat-ayat al Qur-an yang dihafalnya…" (HR. Abu Dawud dan Hakim,
disahkan oleh Hakim, disetujui oleh Dzahabi).
Adapun bacaan doa istiftah yang diajarkan oleh Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam diantaranya adalah:
"ALLAHUUMMA BA'ID BAINII WA BAINA KHATHAAYAAYA KAMAA BAA'ADTA BAINAL
MASYRIQI WAL MAGHRIBI, ALLAAHUMMA NAQQINII MIN KHATHAAYAAYA KAMAA
YUNAQQATS TSAUBUL ABYADHU MINAD DANAS. ALLAAHUMMAGHSILNII BIL MAA'I
WATS TSALJI WAL BARADI"
artinya:
"Ya, Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku
sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya, Allah,
bersihkanlah kau dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih
dibersihkan dari kotoran. Ya, Allah cucilah aku dari kesalahan-
kesalahanku dengan air, salju dan embun." (HR. Bukhari, Muslim dan
Ibnu Abi Syaibah).
Atau kadang-kadang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga
membaca dalam sholat fardhu:
"WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZII FATARAS SAMAAWAATI WAL ARDHA HANIIFAN
[MUSLIMAN] WA MAA ANA MINAL MUSYRIKIIN. INNA SHOLATII WANUSUKII
WAMAHYAAYA WAMAMAATII LILLAHI RABBIL 'ALAMIIN. LAA SYARIIKALAHU
WABIDZALIKA UMIRTU WA ANA AWWALUL MUSLIMIIN. ALLAHUMMA ANTAL
MALIKU, LAA ILAAHA ILLA ANTA [SUBHAANAKA WA BIHAMDIKA] ANTA RABBII
WA ANA 'ABDUKA, DHALAMTU NAFSII, WA'TARAFTU BIDZAMBI, FAGHFIRLII
DZAMBI JAMII'AN, INNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLA ANTA. WAHDINII
LI AHSANIL AKHLAAQI LAA YAHDII LI AHSANIHAA ILLA ANTA,
WASHRIF 'ANNII SAYYI-AHAA LAA YASHRIFU 'ANNII SAYYI-AHAA ILLA ANTA
LABBAIKA WA SA'DAIKA, WAL KHAIRU KULLUHU FII YADAIKA. WASY
SYARRULAISA ILAIKA. [WAL MAHDIYYU MAN HADAITA]. ANA BIKA WA ILAIKA
[LAA MANJAA WALAA MALJA-A MINKA ILLA ILAIKA. TABAARAKTA WA
TA'AALAITA ASTAGHFIRUKA WAATUUBU ILAIKA"
yang artinya:
"Aku hadapkan wajahku kepada Pencipta seluruh langit dan bumu dengan
penuh kepasrahan dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.
Sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku semata-mata untuk Allah, Rabb
semesta alam, tiada sesuatu pun yang menyekutui-Nya. Demikianlah aku
diperintah dan aku termasuk orang yang pertama-tama menjadi muslim.
Ya Allah, Engkaulah Penguasa, tiada Ilah selain Engkau semata-mata.
[Engkau Mahasuci dan Mahaterpuji], Engkaulah Rabbku dan aku hamba-
Mu, aku telah menganiaya diriku dan aku mengakui dosa-dosaku, maka
ampunilah semua dosaku. Sesungguhnya hanya Engkaulah yang berhak
mengampuni semua dosa. Berilah aku petunjuk kepada akhlaq yang
paling baik, karena hanya Engkaulah yang dapat memberi petunjuk
kepada akhlaq yang terbaik dan jauhkanlah diriku dari akhlaq buruk.
Aku jawab seruan-Mu, sedang segala keburukan tidak datang dari-Mu.
[Orang yang terpimpin adalah orang yang Engkau beri petunjuk]. Aku
berada dalam kekuasaan-Mu dan akan kembali kepada-Mu, [tiada tempat
memohon keselamatan dan perlindungan dari siksa-Mu kecuali hanya
Engkau semata]. Engkau Mahamulia dan Mahatinggi, aku mohon ampun
kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu."
(Hadits diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari, Muslim dan Ibnu Abi
Syaibah)
Ada seorang sahabat yang membaca do'a iftitah seperti berikut,
kemudian nabi saw bersabda bahwa Allah menyambut dengan
firmannya:"Aku menyenanginya, Aku bukakan semua pintu langit karena
do'a ini."(HR Muslim & Abu 'Awanah)
"ALLAHU AKBAR KABIRAN WAL HAMBULILLIAHI KATSIRAN WA SUBHANALLAHI
BUKRATAWWA ASILA"
Artnya:"Allah Maha Agung lagi maha besar, segala puji yang begitu
banyak hanya milik Allah, Mahasuci Allah pada pagi hari dan sore
hari."
9.MEMBACA TA'AWWUDZ
-----------------
Membaca doa ta'awwudz adalah disunnahkan dalam setiap raka'at,
sebagaimana firman Allah ta'ala:
"Apabila kamu membaca al Qur-an hendaklah kamu meminta perlindungan
kepada Allah dari syaitan yang terkutuk." (An Nahl : 98).
Dan pendapat ini adalah yang paling shahih dalam madzhab Syafi'i dan
diperkuat oleh Ibnu Hazm (Lihat al Majmuu' III/323 dan Tamaam al
Minnah 172-177).
Nabi biasa membaca ta'awwudz yang berbunyi:
"A'UUDZUBILLAHI MINASY SYAITHAANIR RAJIIM MIN HAMAZIHI WA NAFKHIHI
WANAFTSIHI"
artinya:
"Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk, dari
semburannya (yang menyebabkn gila), dari kesombongannya, dan dari
hembusannya (yang menyebabkan kerusakan akhlaq)."
(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Abu Dawud, Ibnu Majah, Daraquthni,
Hakim dan dishahkan olehnya serta oleh Ibnu Hibban dan Dzahabi).
Atau mengucapkan:
"A'UUZUBILLAHIS SAMII'IL ALIIM MINASY SYAITHAANIR RAJIIM..."
artinya:
"Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui dari setan yang terkutuk..."
(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Abu Dawud dan Tirmidzi dengan
sanad hasan).
10.MEMBACA AL FATIHAH
------------------
Membaca Al-Fatihah merupakan salah satu dari rukun sholat, jadi
kalau dalam sholat tidak membaca Al-Fatihah maka tidak sah sholatnya
berdasarkan perkataan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (yang
artinya):
"Tidak dianggap sholat (tidak sah sholatnya) bagi yang tidak membaca
Al-Fatihah"
(Hadits Shahih dikeluarkan oleh Al-Jama'ah: yakni Al-Imam Al-
Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa-i dan Ibnu Majah).
"Barangsiapa yang sholat tanpa membaca Al-Fatihah maka sholatnya
buntung, sholatnya buntung, sholatnya buntung…tidak sempurna"
(Hadits Shahih dikeluarkan oleh Al-Imam Muslim dan Abu 'Awwanah).
Kemudian nabi membaca patihah denga cara yang seperti di bawah ini
Bismillahirroh manirrohim…….kemudian berhanti,alhamdulillahhirrohmanirrohim…..kemudian berhenti, arrohmanirrohim…..kemudian berhenti…malikiaumiddin……dan seperti inilah sampai seterusnya
11.MEMBACA AMIN
Dari Abu hurairah, dia berkata: "Dulu Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam, jika selesai membaca surat Ummul Kitab (Al-Fatihah)
mengeraskan suaranya dan membaca amin."
(Hadits dikeluarkan oleh Imam Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ad-
Daraquthni dan Ibnu Majah, oleh Al-Albani dalam Al-Silsilah Al-
Shahihah dikatakan sebagai hadits yang berkualitas shahih)
"Bila Nabi selesai membaca Al-Fatihah (dalam sholat), beliau
mengucapkan amiin dengan suara keras dan panjang."
(Hadits shahih dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Abu Dawud)
12.BACAAN SURAT SETELAH AL FATIHAH
-------------------------------
Seperti ditunjukkan dalam beberapa hadits Shahih, Hukum Membaca
surat setelah alfatihah adalah sunnah.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terkadang membaca surat-
surat yang panjang terkadang pula membaca surat-surat yang pendek.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat-surat yang
panjang kecuali dalam kondisi sakit atau sibuk, sedangkan kalau
sebagai imam disesuaikan dengan kondisi makmumnya (misalnya ada bayi
yang menangis maka bacaan diperpendek).
Rasulullah berkata:
"Aku melakukan sholat dan aku ingin memperpanjang bacaannya akan
tetapi, tiba-tiba aku mendengar suara tangis bayi sehingga aku
memperpendek sholatku karena aku tahu betapa gelisah ibunya karena
tangis bayi itu."
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam satu sholat terkadang beliau membagi satu surat dalam dua
roka'at, kadang pula surat yang sama dibaca pada roka'at pertama dan
kedua. (berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al-Imam Ahmad dan Abu
Ya'la, juga hadits shahih yang dikeluarkan oleh Al-Imam Abu Dawud
dan Al-Baihaqi atau riwayat dari Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Al-Hakim,
disahkan oleh Al-Hakim disetujui oleh Ad-Dzahabi)
Terkadang beliau membolehkan membaca dua surat atau lebih dalam satu
roka'at.(Berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari
dan At-Tirmidzi, dinyatakan oleh At-Tirmidzi sebagai hadits shahih)
RUKU'
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam setelah selesai membaca
surat dari Al-Qur-an kemudian berhenti sejenak, terus mengangkat
kedua tangannya sambil bertakbir seperti ketika takbiratul ihrom
(setentang bahu atau daun telinga) kemudian rukuk (merundukkan badan
kedepan dipatahkan pada pinggang, dengan punggung dan kepala lurus
sejajar lantai). Berdasarkan beberapa hadits, salah satunya adalah:
Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: "Aku melihat Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berdiri dalam sholat
mengangkat kedua tangannya sampai setentang kedua bahunya, hal itu
dilakukan ketika bertakbir hendak rukuk dan ketika mengangkat
kepalanya (bangkit) dari ruku' …."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari, Muslim dan Malik)
13.Cara Ruku'
----------
- Bila Rasulullah ruku' maka beliau meletakkan telapak tangannya
pada lututnya, demikian beliau juga memerintahkan kepada para
shahabatnya.
"Bahwasanya shallallahu 'alaihi wa sallam (ketika ruku') meletakkan
kedua tangannya pada kedua lututnya."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Abu Dawud)
- Menekankan tangannya pada lututnya.
"Jika kamu ruku' maka letakkan kedua tanganmu pada kedua lututmu dan
bentangkanlah (luruskan) punggungmu serta tekankan tangan untuk
ruku'."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dan Abu Dawud)
- Merenggangkan jari-jemarinya (lihat gambar).
"Beliau merenggangkan jari-jarinya."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Hakim dan dia menshahihkannya,
Adz-Dzahabi dan At-Thayalisi menyetujuinya)
- Merenggangkan kedua sikunya dari lambungnya.
"Beliau bila ruku', meluruskan dan membentangkan punggungnya
sehingga bila air dituangkan di atas punggung beliau, air tersebut
tidak akan bergerak."
(Hadits di keluarkan oleh Al Imam Thabrani, 'Abdullah bin Ahmad dan
ibnu Majah)
- Antara kepala dan punggung lurus, kepala tidak mendongak tidak
pula menunduk tetapi tengah-tengah antara kedua keadaan tersebut
"Beliau tidak mendongakkan kepalanya dan tidak pula menundukkannya."
(Hadits ini diriwayatkan oleh Al Imam Abu Dawud dan Bukhari)
"Sholat seseorang sempurna sebelum dia melakukan ruku' dan sujud
dengan meluruskan punggungnya."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu 'Awwanah, Abu Dawud dan Sahmi
dishahihkan oleh Ad-Daraquthni)
- Thuma-ninah/Bersikap Tenang
Beliau pernah melihat orang yang ruku' dengan tidak sempurna dan
sujud seperti burung mematuk, lalu berkata: "Kalau orang ini mati
dalam keadaan seperti itu, ia mati diluar agama Muhammad [sholatnya
seperti gagak mematuk makanan] sebagaimana orang ruku' tidak
sempurna dan sujudnya cepat seperti burung lapar yang memakan satu,
dua biji kurma yang tidak mengenyangkan."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Ya'la, Al-Ajiri, Al-Baihaqi,
Adh-Dhiya' dan Ibnu Asakir dengan sanad shahih, dishahihkan oleh
Ibnu Khuzaimah)
14. Memperlama Ruku'
"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjadikan ruku', berdiri
setelah ruku' dan sujudnya juga duduk antara dua sujud hampir sama
lamanya."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim)
- Yang Dibaca Ketika Ruku'
Do'a yang dibaca oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ada
beberapa macam, semuanya pernah dibaca oleh beliau jadi kadang
membaca ini kadang yang lain.
1. SUBHAANA RABBIYAL 'ADHZIM 3 kali atau lebih (Berdasar hadits yang
dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan lain-
lain).
Yang artinya:
"Maha Suci Rabbku, lagi Maha Agung."
2. SUBHAANA RABBIYAL 'ADHZIMI WA BIHAMDIH 3 kali (Berdasar hadits
yang dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Abu Dawud, Ad-Daroquthni dan Al-
Baihaqi).
Yang artinya:
"Maha Suci Rabbku lagi Maha Agung dan segenap pujian bagi-Nya."
3. SUBBUUHUN QUDDUUSUN RABBUL MALA-IKATI WAR RUUH (Berdasar hadits
yang dikeluarkan oleh Al Imam Muslim dan Abu 'Awwanah).
Yang artinya:
"Maha Suci, Maha Suci Rabb para malaikat dan ruh."
4. SUBHAANAKALLAHUMMA WA BIHAMDIKA ALLAHUMMAGHFIRLII
Yang artinya:
"Maha Suci Engkau ya, Allah, dan dengan memuji-Mu Ya, Allah
ampunilah aku."
Berdasarkan hadits dari 'A-isyah, bahwasanya dia berkata:
"Adalah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memperbanyak membaca
Subhanakallahumma Wa Bihamdika Allahummaghfirlii dalam ruku'nya dan
sujudnya, beliau mentakwilkan Al-Qur-an."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim).
15.I'TIDAL DARI RUKU'
------------------
Setelah ruku' dengan sempurna dan selesai membaca do'a, maka
kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal). Waktu bangkit tersebut
membaca (SAMI'ALLAAHU LIMAN HAMIDAH) disertai dengan mengangkat
kedua tangan sebagaimana waktu takbiratul ihrom. Hal ini berdasarkan
keterangan beberapa hadits, diantaranya:
Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: "Aku melihat Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berdiri dalam sholat
mengangkat kedua tangannya sampai setentag kedua pundaknya, hal itu
dilakukan ketika bertakbir mau rukuk dan ketika mengangkat kepalanya
(bangkit ) dari ruku' sambil mengucapkan SAMI'ALLAAHU LIMAN HAMIDAH…"
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Bukhari, Muslim dan Malik).
Yang Dibaca Ketika I'tidal dari Ruku' seperti ditunjuk hadits di
atas ketika bangkit (mengangkat kepala) dari ruku' itu membaca:
(SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH)
Kemudian ketika sudah tegak dan selesai bacaan tersebut disahut
dengan bacaan:
RABBANAA LAKAL HAMD (Rabbku, segala puji kepada-Mu) (HR Bukhari
Muslim)
atau
RABBANAA WA LAKAL HAMD (Rabbku dan segala puji kepada-Mu) (HR
Bukhari Muslim)
atau
ALLAAHUMMA RABBANAA LAKAL HAMD (Ya, Allah, Rabbku, segala puji
kepada-Mu) (HR Bukhari & Ahmad)
atau
ALLAAHUMMA RABBANAA WA LAKAL HAMD (Ya, Allah, Rabbku dan segala puji
kepada-Mu)
Dalilnya adalah hadits dari Abu Hurairah:
"Apabila imam mengucapkan SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH, maka ucapkanlah
oleh kalian ALLAHUMMA RABBANA WA LAKALHAMD, barangsiapa yang
ucapannya tadi bertepatan dengan ucapan para malaikat diampunkan
dosa-dosanya yang telah lewat."
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-
Ztirmidzi, An-Nasa-i, Ibnu Majah dan Malik)
Kadang ditambah dengan bacaan:
MIL-ASSAMAAWAATI, WA MIL-ALARDHL, WA MIL-A MAA SYI-TA MIN SYAI-IN
BA'D
(Mencakup seluruh langit dan seluruh bumi dan segenap yang Engkau
kehendaki selain dari itu) berdasar hadits yang dikeluarkan oleh
Ibnu Majah.
Ketika I'tidal beliau berdiri lurus sampai setiap ruas tulang
belakangnya kembali pada tempatnya. (HR Bukhari dan Abu Dawud)
16.SUJUD
-----
Dengan tanpa atau kadang-kadang dengan mengangkat kedua tangan
seraya bertakbir, badan turun condong kedepan menuju ke tempat
sujud, dengan meletakkan kedua lutut terlebih dahulu baru kemudian
meletakkan kedua tangan pada tempat kepala diletakkan dan kemudian
meletakkan kepala dengan menyentuhkan/menekankan hidung dan
jidat/kening/dahi ke lantai (tangan sejajar dengan pundak atau daun
telinga).
Dari Wail bin Hujr, berkata, "Aku melihat Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam ketika hendak sujud meletakkan kedua
lututnya sebelum kedua tangannya dan apabila bangkit mengangkat dua
tangan sebelum kedua lututnya."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud, Tirmidzi An-Nasa'i, Ibnu
Majah dan Ad-Daarimy)
Namun ada pendapat lain yang menyatakan bahwa turun sujud
mendahulukan dua tangan, yaitu berdasarkan Hadits Nabi:"Beliau
meletakan tanganya ke tanah sebelum meletakan kedua lututnya."(HR
Ibnu Khuzaimah, Daraquthni, dan Hakim)
"Apabila seseorang diantara kamu bersujud, janganlah turun seperti
turunnya unta, tetapi hendaklah ia letakkan kedua tangannya sebelum
kedua lutunya."(HR Abu Dawud)
Hadits tentang mengangkat tangan untuk sujud adalah sbb:
"Terkadang beliau mengangkat kedua tangannya ketika hendak sujud."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam An-Nasa'i dan Daraquthni)
"Terkadang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan tangannya
[dan membentangkan] serta merapatkan jari-jarinya dan
menghadapkannya ke arah kiblat."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud, Al-Hakim, Al-Baihaqi)
"Beliau meletakkan tangannya sejajar dengan bahunya"
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Tirmidzi)
"Terkadang beliau meletakkan tangannya sejajar dengan daun
telinganya."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam An-Nasa'i)
Cara Sujud adalah sbb:
- Bersujud pada 7 anggota badan, yakni jidat/kening/dahi dan hidung
(1), dua telapak tangan (3), dua lutut (5) dan dua ujung kaki (7).
Hal ini berdasar hadits:
Dari Ibnu 'Abbas berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
berkata: "Aku diperintah untuk bersujud (dalam riwayat lain; Kami
diperintah untuk bersujud) dengan tujuh (7) anggota badan; yakni
kening sekaligus hidung, dua tangan (dalam lafadhz lain; dua telapak
tangan), dua lutut, jari-jari kedua kaki dan kami tidak boleh
menyibak lengan baju dan rambut kepala."
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Jama'ah)
- Dilakukan dengan menekan
"Apabila kamu sujud, sujudlah dengan menekan."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad)
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menekankan kedua lututnya
dan bagian depan telapak kaki ke tanah."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Baihaqi)
- Kedua lengan/siku tidak ditempelkan pada lantai, tapi diangkat dan
dijauhkan dari sisi rusuk/lambung.
Dari Abu Humaid As-Sa'diy, bahwasanya Nabi shalallau 'alaihi
wasallam bila sujud maka menekankan hidung dan dahinya di tanah
serta menjauhkan kedua tangannya dari dua sisi perutnya, tangannya
ditaruh sebanding dua bahu beliau."
(Diriwayatkan oleh Al Imam At-Tirmidzi)
Dari Anas bin Malik, dari Nabi shalallau 'alaihi wasallam bersabda:
"Luruskanlah kalian dalam sujud dan jangan kamu menghamparkan kedua
lengannya seperti anjing menghamparkan kakinya."
(Diriwayatkan oleh Al-Jama'ah kecuali Al Imam An-Nasa-i, lafadhz ini
bagi Al Imam Al-Bukhari)
"Beliau mengangkat kedua lengannya dari lantai dan menjauhkannya
dari lambungnya sehingga warna putih ketiaknya terlihat dari
belakang"
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim)
- Menjauhkan perut/lambung dari kedua paha
Dari Abi Humaid tentang sifat sholat Rasulillah shallallahu 'alaihi
wa sallam berkata: "Apabila dia sujud, beliau merenggangkan antara
dua pahanya (dengan) tidak menopang perutnya."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud)
- Merapatkan jari-jemari
Dari Wa-il, bahwasanya Nabi shalallau 'alaihi wasallam jika sujud
maka merapatkan jari-jemarinya.
(Diriwayatkan oleh Al Imam Al-Hakim)
- Menegakkan telapak kaki dan saling merapatkan/menempelkan antara
dua tumit.
Berkata 'A-isyah isteri Nabi shalallau 'alaihi wasallam: "Aku
kehilangan Rasulullah shalallau 'alaihi wasallam padahal beliau tadi
tidur bersamaku, kemudian aku dapati beliau tengah sujud dengan
merapatkan kedua tumitnya (dan) menghadapkan ujung-ujung jarinya ke
kiblat, aku dengar…"
(Diriwayatkan oleh Al Imam Al-Hakim dan Ibnu Huzaimah)
- Thuma-ninah dan sujud dengan lama
Sebagaimana rukun sholat yang lain mesti dikerjakan dengan thuma-
ninah. Juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kalau bersujud
baiasanya lama.
"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjadikan ruku', berdiri
setelah ruku' dan sujudnya juga duduk antara dua sujud hampir sama
lamanya."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim)
Sujud Langsung Pada Tanah atau Boleh Di Atas Alas
"Para shahabat sholat berjama'ah bersama Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam pada cuaca yang panas. Bila ada yang
tidak sanggup menekankan dahinya di atas tanah maka membentangkan
kainnya kemudian sujud di atasnya"
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim)
Bacaan Sujud, Rasulullah membaca:
SUBHAANA RABBIYAL A'LAA 3 kali
(berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dll)
atau kadang-kadang membaca
SUBHAANA RABBIYAL A'LAA WA BIHAMDIH, 3 kali
(berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud dll)
atau
SUBHAANAKALLAAHUMMA RABBANAA WA BIHAMDIKA ALLAAHUMMAGHFIRLII
(berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan
Muslim)
17.BANGUN DARI SUJUD PERTAMA
-------------------------
Setelah sujud pertama -dimana dalam setiap roka'at ada dua sujud-
maka kemudian bangun untuk melakukan duduk diantara dua sujud. Dalam
bangun dari sujud ini disertai dengan takbir dan kadang mengangkat
tangan (Berdasar hadits dari Ahmad dan Al-Hakim).
"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bangkit dari sujudnya seraya
bertakbir"
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim)
18.DUDUK ANTARA DUA SUJUD
----------------------
Duduk ini dilakukan antara sujud yang pertama dan sujud yang kedua,
pada roka'at pertama sampai terakhir. Ada dua macam tipe duduk
antara dua sujud, duduk iftirasy (duduk dengan meletakkan pantat
pada telapak kaki kiri dan kaki kanan ditegakkan) dan duduk iq'ak
(duduk dengan menegakkan kedua telapak kaki dan duduk diatas tumit).
Hal ini berdasar hadits:
Dari 'A-isyah berkata: "Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
menghamparkan kaki beliau yang kiri dan menegakkan kaki yang kanan,
baliau melarang dari duduknya syaithan."
(Diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim)
Dari Rifa'ah bin Rafi' -dalam haditsnya- dan berkata Rasul
shallallahu 'alaihi wa sallam : "Apabila engkau sujud maka
tekankanlah dalam sujudmu lalu kalau bangun duduklah di atas pahamu
yang kiri."
(Hadits dikeluarkan oleh Ahmad dan Abu Dawud dengan lafadhz Abu
Dawud)
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terkadang duduk iq'ak, yakni
[duduk dengan menegakkan telapak dan tumit kedua kakinya].
(Hadits dikeluarkan oleh Muslim)
Waktu duduk antara dua sujud ini telapak kaki kanan ditegakkan dan
jarinya diarahkan ke kiblat:
Beliau menegakkan kaki kanannya (Al-Bukhari)
Menghadapkan jari-jemarinya ke kiblat (An-Nasa-i)
Bacaannya,
RABBIGHFIRLII, RABBIGHFIRLII
Dari Hudzaifah, bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
mengucapkan dalam sujudnya (dengan do'a): Rabighfirlii,
Rabbighfirlii.
(Hadits dikeluarkan oleh At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dengan lafadhz
Ibnu Majah)
ALLAAHUMMAGHFIRLII WARHAMNII WA 'AAFINII WAHDINII WARZUQNII
(Abu Dawud)
ALLAAHUMMAGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WARZUQNII WARFA'NII
(Ibnu Majah)
ALLAAHUMMAGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WAHDINII WARZUQNII
(At-Tirmidzi)
18.MENUJU ROKA'AT BERIKUTNYA
-------------------------
Pada masalah ini ada dua tempat/kondisi, yaitu bangkit menuju
roka'at berikut dari posisi sujud kedua -pada akhir roka'at pertama
dan ketiga- dan bangkit dari posisi duduk tasyahhud awal -pada
roka'at kedua.
- Bangkit/bangun dari sujud untuk berdiri (dari akhir roka'at
pertama dan ketiga) didahului dengan duduk istirahat atau tanpa
duduk istirahat, bangkit berdiri seraya bertakbir tanpa mengangkat
kedua tangan. Ketika bangkit bisa dengan tangan bertumpu pada lantai
atau bisa juga bertumpu pada pahanya.
Tangan bertumpu pada satu pahanya
Dari Wail bin Hujr dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ,berkata
(Wa-il); "Maka tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersujud
dia meletakkan kedua lututnya ke lantai sebelum meletakkan kedua
tangannya; Berkata (Wa-il): Bila sujud maka …..dan apabila bangkit
dia bangkit atas kedua lututnya dengan bertumpu pada satu paha."
(Hadits dikeluarkan oleh Abu Dawud)
Tangan bertumpu pada lantai (tempat sujud)
Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertumpu pada lantai
ketika bangkit ke roka'at kedua.
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Bukhari)
Diselai duduk istirahat
Dari Malik bin Huwairits bahwasanya di malihat Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam sholat, maka bila pada roka'at yang
ganjil tidaklah beliau bangkit sampai duduk terlebih dulu dengan
lurus."
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Bukhari, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
- Bangkit dari duduk tasyahhud awwal (dari roka'at kedua) dengan
mengangkat kedua tangan seraya bertakbir seperti pada takbiratul
ihram.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika bangkit dari duduknya
mengucapkan takbir, kemudian berdiri
(Hadits dikeluarkan oleh Abu Ya'la)
19.DUDUK TASYAHHUD AWWAL DAN TASYAHHUD AKHIR
-----------------------------------------
Tasyahhud awwal dan duduknya merupakan kewajiban dalam sholat
Duduk tasyahhud awwal terdapat hanya pada sholat yang jumlah
roka'atnya lebih dari dua (2), pada sholat wajib dilakukan pada
roka'at yang ke-2. Sedang duduk tasyahhud akhir dilakukan pada
roka'at yang terakhir. Masing-masing dilakukan setelah sujud yang
kedua.
Waktu tasyahhud awwal duduknya iftirasy (duduk diatas telapak kaki
kiri) sedang pada tasyahhud akhir duduknya tawaruk (duduk dengan
kaki kiri dihamparkan kesamping kanan dan duduk diatas lantai), pada
masing-masing posisi kaki kanan ditegakkan.
Dari Abi Humaid As-Sa'idiy tentang sifat sholat Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam, dia berkat, "Maka apabila Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam duduk dalam dua roka'at (-tasyahhud
awwal) beliau duduk diatas kaki kirinya dan bila duduk dalam roka'at
yang akhir (-tasyahhud akhir) beliau majukan kaki kirinya dan duduk
di tempat kedudukannya (lantai dll)."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud)
Untuk kedua cara duduk tersebut tangan kanan ditaruh di paha kanan
sambil berisyarat dan/atau menggerak-gerakkan jari telunjuk dan
penglihatan ditujukan kepadanya, sedang tangan kirinya
ditaruh/terhampar di paha kiri.
Dari Ibnu 'Umar berkata Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam
bila duduk didalam shalat meletakkan dua tangannya pada dua lututnya
dan mengangkat telunjuk yang kanan lalu berdoa dengannya sedang
tangannya yang kiri diatas lututnya yang kiri, beliau hamparkan
padanya."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim dan Nasa-i).
Berisyarat dengan telunjuk, bisa digerakkan bisa tidak, berdasarkan
hadits berikut:
"Kemudian beliau duduk, maka beliau hamparkan kakinya yang kiri dan
menaruh tangannya yang kiri atas pahanya dan lututnya yang kiri dan
ujung sikunya diatas paha kanannya, kemudian beliau menggenggam jari-
jarinya dan membuat satu lingkaran kemudian mengangkat jari beliau
maka aku lihat beliau menggerak-gerakkannya berdo'a dengannya."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Abu Dawud dan An-Nasa-i).
"Dari Abdullah Bin Zubair bahwasanya ia menyebutkan bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam berisyarat dengan jarinya ketika
berdoa dan tidak menggerakannya."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud).
20.Membaca do'a At-Tahiyyaat dan As-Sholawaat
------------------------------------------
Do'a tahiyyat ini ada beberapa versi, untuk hendaklah dipilih yang
kuat dan lafadhznya belum ditambah-tambah. Beberapa contoh riwayat
yang baik adalah sebagai berikut:
Berkata Abdullah : "Kami apabila shalat di belakang nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam keselamatan atas jibril dan mikail
keselamatan atas si fulan dan si fulan maka rasulullah berpaling
kepada kami. Lalu beliau shallallahu 'alaihi wa sallam berkata :
sesungguhnya Allah itu As-salam maka apabila shalat hendaklah kalian
itu mengucapkan:
"AT-TAHIYYAATU LILLAHI WAS SHOLAWATU WAT THAYYIBAAT, AS-
SALAMU'ALAIKA AYYUHAN NABIY WA RAHMATULLAHI WA BARAKATUHU, AS-
SALAAMU 'ALAINA WA 'ALAA 'IBAADILLAHIS SHALIHIN. ASYHADU ALLAA ILAHA
ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN 'ABDUHU WA RASULUHU"
artinya: segala kehormaatan, shalawat dann kebaikan kepunyaan Allah,
semoga keselamatan terlimpah atasmu wahai Nabi dan juga rahmat Allah
dan barakah-Nya. Kiranya keselamatan tetap atas kami dan atas hamba-
hamba Allah yang shalih; -karena sesungguhnya apabila kalian
mengucapkan sudah mengenai semua hamba Allah yang shalih di langit
dan di bumi- Aku bersaksi bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq
selain Allah dan aku bersaksi bahwasanya Muhammmad itu hamba daan
utusan-Nya.
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al Bukhari).
Dari Ka'ab bin Ujrah berkata : "Maukah aku hadiahkan kepadamu
sesuatu ? Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam datang
kepada kami, maka kami berkata : 'Ya Rasulullah kami sudah tahu
bagaimana cara mengucapkan salam kepadamu, lantas bagaimana kami
harus bershalawat kepadamu? Beliau berkata : ucapkanlah:
"ALLAAHUMMA SHALLI 'ALA MUHAMMAD WA 'ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA
SHALLAITA 'ALAA AALI IBRAHIIM, INNAKA HAMIIDUM MAJIID. ALLAAHUMMA
BAARIK 'ALAA MUHAMMAD WA 'ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA BARAKTA 'ALAA
AALI IBRAHIIM, INNAKA HAMIIDUM MAJIID."
artinya: "Ya Allah berikanlah Shalawat kepada Muhammad dan keluarga
Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada
keluarga Ibarahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.
Ya Allah berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana
Engkau telah memberkati keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha
Terpuji dan Maha Agung."
Berdo'a berlindung dari empat (4) hal dilakukan pada duduk tasyahhud
akhir saja.
…..Apabila kamu telah selesai bertasyahhud akhir maka…
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Ibnu
Majah)
Agar tidak menyalahi riwayat -hadits Rasul shallallahu 'alaihi wa
sallam- ini maka dalam tasyahhud awwal bacaannya berhenti sampai
membaca sholawat pada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sedang
ta'awudz (berlindung dari 4 hal) ini dibaca hanya ketika tasyahhud
akhir.
Dari Abu Hurairah berkata; berkata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam : "Apabila kamu telah selesai bertasyahhud maka hendaklah
berlindung kepada Allah dari empat (4) hal, dia berkata:
"ALLAAHUMMA INNII A'UUDZUBIKA MIN 'ADZAABI JAHANNAMA WA
MIN 'ADZAABIL QABRI WA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT WA MIN
FITNATIL MASIIHID DAJJAAL."
artinya: "Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam,
siksa kubur, fitnahnya hidup dan mati serta fitnahnya Al-Masiihid
Dajjaal."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim dengan
lafadhz Muslim)
Kemudian Berdo'a dengan do'a/permohonan lainnya
…kemudian (supaya) dia memilih do'a yang dia kagumi/senangi…
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dan Al-Bukhari)
21.SALAM
-----
Salam sebagai tanda berakhirnya gerakan sholat, dilakukan dalam
posisi duduk tasyahhud akhir setelah membaca do'a minta perlindungan
dari 4 fitnah atau tambahan do'a lainnya.
"Kunci sholat adalah bersuci, pembukanya takbir dan penutupnya
(yaitu sholat) adalah mengucapkan salam."
(Hadits dikeluarkan dan disahkan oleh Al Imam Al-Hakim dan Adz-
Dzahabi)
Caranya dengan menolehkan wajah ke kanan seraya mengucapkan do'a
salam kemudian ke kiri.
Dari 'Amir bin Sa'ad, dari bapaknya berkata: Saya melihat Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam memberi salam ke sebelah kanan dan
sebelah kirinya hingga terlihat putih pipinya.
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Muslim dan An-Nasa-i serta
ibnu Majah)
Dari 'Alqomah bin Wa-il, dari bapaknya, ia berkata: Aku sholat
bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam maka beliau membaca salam
ke sebelah kanan (menoleh ke kanan): "As Salamu'alaikum Wa
Rahmatullahi Wa Barakatuh." Dan kesebelah kiri: "As Salamu'alaikum
Wa Rahmatullahi."
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud)
Macam-macam Bacaan Salam
Kadang-kadang beliau membaca:
As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh--- As Salamu'alaikum
Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh
atau
As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh--- As Salamu'alaikum
Wa Rahmatullahi
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah)
atau
As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi--- As Salamu'alaikum Wa
Rahmatullahi
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim)
atau
As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi--- As Salamu'alaikum
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dan An-Nasa-i)
atau
As Salamu'alaikum dengan sedikit menoleh ke kanan tanpa menoleh ke
kiri
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Baihaqi dan Ath-Thabrani)
Gerak yang dilarang
------------------
Sering terlihat orang yang mengucapkan salam ketika menoleh ke-kanan
dibarengai dengan gerakan telapak tangan kanan dibuka kemudian
ketika menoleh ke kiri tangan kirinya di buka. Gerakan tangan ini
dilarang oleh shallallahu 'alaihi wa sallam.
"Mengapa kamu menggerakkan tangan kamu seperti gerakan ekor kuda
yang lari terbirit-birit dikejar binatang buas? Bila seseorang
diantara kamu mengucapkan salam, hendaklah ia berpaling kepada
temannya dan tidak perlu menggerakkan tangannya." [Ketika mereka
sholat lagi bersama Rasullullah, mereka tidak melakukannya lagi].
(Pada riwayat lain disebutkan: "Seseorang diantara kamu cukup
meletakkan tangannya di atas pahanya, kemudian ia mengucapkan salam
dengan berpaling kepada saudaranya yang di sebelah kanan dan
saudaranya di sebelah kiri).
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim, Abu 'Awanah, Ibnu Khuzaimah
dan At-Thabrani).
***
Di ambil dari kitab shifatussholatun nabi
Susunan Sholat Berjamaah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar