Minggu, 20 Maret 2016

Kanker Tiroidku Dalam Hidupku



KANKER TIROIDKU Dalam HiduPKU

            
            Alhamdulillah ‘alaa kulli haal, ini kisahku yang hidup dengan kanker tiroid jenis Karsinoma Pappilary Thyroid. Sebenarnya sudah lama kurang lebih hampir 20 tahunan merasakan gejala yang tidak nyaman pada badanku seperti cepat capek, keringat berlebih, keringat dingin, gemetar, berdebar dan susah tidur pada malam hari. Semua itu tidak kusadari bahwa kanker telah bersarang di badanku.

Orang yang sedang jatuh sakit berkewajiban untuk rela menerima ketetapan Allah, bersabar menghadapi takdir-Nya, dan berprasangka baik kepada-Nya. Semua itu akan lebih baik baginya.Hal itu sebagaimana pernah disinggung Rasullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya, “Sungguh mengagumkan urusan orang Mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik , dan hal itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali orang Mukmin. Jika dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, dan demikian itu lebih baik baginya. Jika ditimpa kesusahan, dia akan bersabar, dan demikian itu lebih baik baginya.” (HR. Muslim, al Baihaqi dan Ahmad )

Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah radiyallahu’anhuma, bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidaklah seorang muslim ditertimpa kepayahan, penyakit, keguncangan, kedukaan, maupun kesulitan, bahkan sampai duri yang menusuknya, melainkan dengannya Allah akan menghapukan kesalahan-kesalahannya.”
(Mutatafaq’alaih)

Diriwayatkan dari Abdullah ra, dia berkata: Saya menjenguk Rasulullah Saw ketika beliau sakit parah. Saya berkata, "Anda mendapat pahala ganda karena sakit parah ini?" Rasulullah Saw bersabda, "Benar. Tidak ada seorang muslim yang tertimpa penderitaan melainkan Allah akan menggugurkan dosa-dosanya seperti gugurnya dedaunan dari pohon".

Berawal pada Tanggal 4 November 2015 melaksanakan Cek Up/Urikkes di Satkes Denma Mabesal dan ditemukan tanda-tanda Tiroid oleh dokter yang memeriksaku dan dari pihak Satkes dibuatkan rujukan ke RSAL dr. Mintohardjo.
Dan tanggal 5 November 2015 melaksanakan rujukan ke RSAL dr. Mintohardjo di poli Bedah dan dari pemeriksaan disarankan untuk operasi. Diagnosa hipertiroid,

Tiroid adalah kelenjar yang berada pada leher berbentuk seperti kupu-kupu yang berfungsi memproduksi hormon yang mengatur metabolisme tubuh.       


Hipertiroid adalah kondisi di mana kelenjar tiroid terlalu aktif memproduksi hormon tiroid. Akibatnya, kadar hormon tiroid dalam darah sangat tinggi. Padahal hormon ini hanya diperlukan dalam jumlah sedikit.Kelenjar tiroid adalah organ berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak di persis di bawah jakun. Organ ini berfungsi memproduksi hormon tiroid. Hormon tiroid sendiri sangat penting dalam proses metabolisme makanan menjadi energi, juga untuk mengendalikan pertumbuhan tubuh. Manfaat lain hormon tiroid yang tidak kalah penting adalah mengatur suhu tubuh, mempengaruhi denyut jantung, dan mengontrol produksi protein.
Gejala hipertiroid dapat menyerupai gejala penyakit lain, sehingga kadang-kadang sulit untuk didiagnosis. Selain itu, gejala hipertiroid sangat banyak dan beragam. Beberapa diantaranya adalah:

a.         Berat badan turun meskipun nafsu makan dan jumlah makanan yang dimakan tidak mengalami perubahan;
b.         Denyut jantung lebih cepat (> 100 kali per menit), tidak beraturan, dan kadang-kadang muncul perasaan berdebar-debar;
c.         Timbul rasa gugup, cemas, dan gampang tersinggung;
d.         Tangan atau ujung jari gemetar;
e.         Turun keringat berlebihan;
f.          Sensitif terhadap suhu panas;
g.         Buang air besar lebih sering;
h.         Kelenjar gondok membesar;
i.          Letih, lesu, dan loyo;
j.          Susah tidur;
k.         Kulit terlihat menipis dan rambut menjadi rapuh;
l.          Pada hipertiroid akibat penyakit Grave's, mata tampak membelalak terus menerus.

Pada tanggal 6 November 2015 melengkapi persyaratan administrasi untuk operasi (Rongtjen dan Laboratorium/darah). Selanjutnya tanggal 12 November 2015 melaksanakan operasi tiroid di RSAL dr. Mintohardjo dan dilanjutkan perawatan selama 6 hari sampai hari Selasa tanggal 17 November 2015.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallammemerintakan untuk  berobat dan berupaya mencari kesembuhan serta tidak berputus asa dari kesembuhan atas suatu penyakit.Dari Jabir bin ‘Abdillah, dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasannya beliau bersabda : “Setiap penyakit itu pasti ada obatnya. Oleh karena itu, barang sipa yang tepat dalam melakukan pengobatan suatu penyakit, maka dengan izin Allah ‘azza wa  jalla dia akan sembuh.” (HR. Muslim, Ibn Hiban, dan Hakim)

Kemudian tanggal 19 November 2015 kontrol dan mengambil hasil Patologi operasi pertama, pada saat kontrol ke dokter bedah aku curiga karena dokter bedah merujukku ke dokter onkologi, dalam hati aku menebak pasti ini ganas, dan ketika diperiksa dokter onkologi dokter menanyaiku apakah kamu sudah tahu hasil PA-nya, aku bilang belum walaupun sudah menduga sebelumnya, dokter bilang kalau hasilnya positif carcinoma pappilary thyroid/Kanker karsinoma tiroid. Kanker tiroid adalah kanker yang terjadi karena sel-sel pada kelenjar tiroid mengalami mutasi menjadi sel kanker.

Bagiku itu sudah takdirku tidak membuatku panik atau stress, tetapi pasrah dan mengimani takdir “Laa ba’sa thohuurun insya Allah” tidak mengapa semoga menjadi penghapus dosa, insya Allah. 

Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata : Sesungguhnya Nabi SAW pernah menjenguk kepada seorang Arab gunung, dan adalah beliau jika menjenguk orang yang sakit mengucapkan "Laa ba'sa thohuurun Insya Allah" (Tidak apa-apa, semoga penyakit ini menjadi pencuci bagi dosa-dosa, Insya Allah). [HR. Bukhari]
Bagiku berserah diri dan ikhtiar adalah jalan terbaik.

Kemudian oleh dokter bedah onkologi disarankan untuk operasi lagi untuk membersihkan seluruh jaringan tiroid.

               Karsinoma tiroid papiler menunjukkan pembesaran bertahap massa leher, massa tidak menimbulkan rasa sakit, akan ada berbagai tingkat suara serak. Kanker tiroid papiler sering ditemukan secara tidak sengaja oleh pasien atau dokter, sehingga waktu perawatan biasanya terlambat, dan sering salah didiagnosis sebagai lesi jinak. Pasien dengan kanker tiroid papiler, fungsi tiroid tidak berubah, namun beberapa pasien mungkin hadir dengan hipertiroidisme seperti aku.

Pada tanggal 20 November 2015 melengkapi persyaratan administrasi untuk meleksanakan operasi dan tanggal 23 November 2015 melaksanakan operasi kedua di RSAL dr. Mintohardjo dan dilanjutkan perawatan sampai tanggal 26 November 2015.
Tanggal 3 Desember 2015 kontrol ke poli bedah onkologi dan diberi rujukan ke RSPAD dr. Gatot Subroto untuk scan thyroid dan Ablasi.

Tanggal 6 Desember 2015 dirujuk ke UGD RSAL dr. Mintohardjo karena pingsan akibat Anemia dengan HB 8,2 dan dirawat sampai tanggal 11 Desember 2015, kemudian tanggal 15 Desember 2015 kontrol ke poli penyakit dalam, dikarenakan HB masih 8rendah disarankan untuk dirawat/tranfusi darah sampai tanggal 17 Desember 2015 setelah HB menjadi 10,9, selanjutnya dirumah aku rutin minum jus bit/beet, makan buah-buahan dan makan hati ayam untuk mendongkrak HB dan hasilnya cukup lumayan HB naik menjadi 13.

Tanggal 22 Desember 2015 melaksanakan rujukan ke RSPAD dr. Gatot Subroto dan disarankan untuk puasa tidak mengkomsumsi seafood dan obat-obatan termasuk herbal dan obat gosok dan tanggal 4 Januari 2016 melaksanakan Scan dan pemeriksaan darah. Tanggal 5 Januari 2016 konsul ke dokter bedah onkologi dan spesialis kedokteran Nuklir untuk persiapan Ablasi.

Tanggal 11 Januari 2016 melaksanakan Ablasi dilanjutkan rawat/isolasi sampai tanggal 14 Januari 2016 dan dilanjutkan isolasi dirumah sampai 2 minggu.

               Ablasi adalah Tindakan medis dengan RAI 131 untuk pengobatan kanker Radioactive Iodine-131 -- alias RAI 131, sodium iodide 131 or iodine-131 -- adalah bahan radioaktif yang biasa dipakai dalam ilmu kedokteran nuklir untuk diagnosa fungsi organ tubuh atau pengobatan jenis penyakit tertentu, seperti hyperthyroid dan varian tertentu dari kanker tiroid.
Pengobatan hipertiroidi dengan radioaktif (I-131) merupakan cara pengobatan definitive penyakit tersebut. Radiasi beta dari I-131 akan mengablasi sel-sel folikel tiroid sehingga produksi hormon tiroid yang berlebihan dihentikan. Efek ablasi tersebut berlangsung secara bertahap; dengan dosis sedang secara klinis baru akan tampak setelah 8-12 minggu. Efek tersebut dapat diperlambat atau dipercepat dengan memberikan dosis yang lebih rendah atau lebih tinggi.
          Pemilihan besarnya dosis tergantung pada pertimbangan klinis, besarnya kelenjar dan tingkat kemampuan kelenjar untuk menangkap iodium. (angka penangkapan/%iodium uptake 24 jam). Terdapat juga beberapa faktor lain yang mempengaruhi kemangkusan pengobatan seperti antara lain kadar iodium dalam makanan. Pada pasien yang mendapat pengobatan iodium radioaktif dianjurkan untuk tidak mengkomsumsi obat-obatan dan makanan yang mengandung iodium (lihat lampiran) selama beberapa hari.

Efek RAI 131. RAI 131 bermanfaat mengikis sel kanker tiroid dan pada pasien hyperactive thyroid membantu menstabilkan kinerja produksi hormon dari kelenjar tiroid. RAI 131 juga punya efek negatif. RAI membersihkan sel kanker dengan cara menghancurkan (ablate) seluruh kelenjar tiroid supaya kanker tidak punya tempat lagi. Tetapi lebih baik dilanjutkan dengan tidak memberi makanan pada sel kanker dengan pantang makan makanan yang mengandung penyedab, pengawet, pemanis buatan, pewarna buatan, sea food, makanan yang dipanggang, sate. Termasuk mengontrol asupan gula dari gula pasir, cukup dengan buah-buahan. Juga tidak makan daging merah, ayam negeri dan telurnya..

Selanjutnya kontrol pada setiap bulan dan cek darah tiap 2 bulan seterusnya seumur hidup. Kemudian 6 bulan setelah Ablasi akan dilakukan scan ulang untuk melihat apakah sel kanker sudah bersih atau belum.

Berbagai cara pencegahan aku lakukan, mulai komsumsi kulit manggis, singkong, dan rebusan mengkudu.

Inilah kisahku yang tidak diketahui banyak orang, karena memang aku diam tidak banyak bercerita kepada semua orang.




3 komentar:

  1. Mantafff ceritanya Pak Buya....pasti.ada cerita yg bening2 pak...

    BalasHapus
  2. Pengalaman pak Buya tertulis runut dan lengkap. Semoga bisa menginspirasi pembaca khususnya para survivor tiroid agar semangat berobat, berusaha dan terus berusaha

    BalasHapus
  3. baru belajar mbak, eh pak jk semangat pak maju terus pantang mundur

    BalasHapus