Turi
|
||||||||||||||||||
Sesbania
grandiflora
|
||||||||||||||||||
Robinia grandiflora L. (1753)
Aeschynomene grandiflora L. (1763) Sesban grandiflorus Poir. (1806) Agati grandiflora Desv. (1813) |
Turi (Sesbania
grandiflora) merupakan pohon kecil anggota suku Fabaceae. Tumbuhan dengan banyak kegunaan ini asalnya
diduga dari Asia Selatan dan Asia Tenggara, namun sekarang telah tersebar ke
berbagai daerah tropis dunia.
Di banyak daerah, pohon ini dikenal sebagai turi (Jw., Sd., Tern., Tid., Hal., Sang.,Alor); namun juga toroy (Md.), tuwi (Bl.), turing,
suri (Sulut), tuli (Tal.), palawu (Bm.), gala-gala (Timor), ngganggala, kalala (Rote),[5] suri (Mdw.), uliango (Gtl.), tanunu(Smb.), kayu jawa (Baree dan Mks.), ajatulama (Bgs.).[4] Nama inggrisnya, agathi,
dipinjam dari namanya dalam bahasa Bengali, agati.
Deskripsi
Turi merupakan pohon yang berkayu lunak dan berumur pendek.
Tingginya dapat mencapai 5-12 m.Akarnya berbintil-bintil yang gunanya untuk
menyuburkan tanah. Bunganya besar dan keluar dari ketiak daun. Bunganya besar dan apabila mekar, berbentuk
seperti kupu-kupu. Warna
bunganya ada yang merah dan ada juga yang putih. Ada juga yang berwarna
gabungan kedua-duanya. Letaknya menggantung dengan 2-4 bunga
yang bertangkai, dan kuncupnya berbentuk sabit. Rantingnya menggantung, kulit luar berwarna kelabu
hingga kecoklatan. Kulit luarnya ini tidak rata dengan alur membujur dan
melintang tidak beraturan dengan lapisan gabus yang mudah terkelupas. Pada
bagian dalam, batangnyaberlendir
dan berair yang berwarna merah, dan
rasanya pahit. Percabangan baru
keluar apabila sudah panjangnya sudah 5 meter. Daunnya majemuk dan tersebar.
Memiliki daun penumpu
sepanjang 1/2-1 cm.
Anak daunnya bentuknya jorong memanjang, rata, dan menyirip genap. Panjang daun
20-30 cm. Tangkainya pendek, dan setiap tangkai berisi 20-40 pasang anak daun.
Warna bunganya ada yang merah dan ada juga yang putih. Buahnya berbentuk polong, meggantung,
bersekat, dengan panjang 20-55 cm,
sewaktu muda berwarna hijau, dan sudah tua berwarna kuning keputih-putihan.
Sedangkan bijinya berbentuk bulat panjang, dan berwarna
coklat muda.
Persebaran dan habitat
Spesies ini tersebar di India Timur sampai Australia. Di Indonesia, tumbuhan ini ditanam sebagai tumbuhan hias
di halaman-halaman rumah dan di sawah-sawah
sebagai tanaman pelindung. Ia dapat pula hidup pada tanah asam dan kadang juga
tumbuh subur di tanah berair. Akan tetapi, turi tidak baik ditanam pada
ketinggian lebih dari 1.500 mdpl.
Turi biasanya digunakan sebagai tanaman pelidung pohon rambatan bagi tanaman lada atauvanila.
Perbanyakan turi dilakukan dengan biji atau stek batang. Biji-biji tersebut disemai terlebih
dahulu. Biji yang ditabur tanpa naungan dapat berkecambah hingga 80%, namun
perkembangbiakan dengan stek batang dilakukan kadang-kadang saja.
Manfaat
Lalapan
Daun, bunga dan polongnya yang masih muda dapat dimakan sebagai sayur atau lalapsetelah direbus terlebih dahulu. Daun muda ini baunya tetap tidak enak dan berlendir, sekalipun telah dikukus. Namun lalapan daun ini baik dimakan ibu untuk menambah ASI. Bunganya terasa gurih dan manis, sehingga digemari sebagai campuran pecel. Untuk membuat pecel ini, bunga turi (bisa juga diganti kacang panjang) ini dicampur dengan "ganteng" taoge, bersama dengan kulit melinjo yang sudah dikukus direbus sampai cukup masak. Kalau merebus bahan-bahan ini hanya setengah matang, akan menyebabkan rasa "gatal" di tenggorokan karena bulunya belum rontok. Buah turi yang berwarna putih merupakan sayur yang sangat digemari di Jawa. Polongnya pun dapat dimakan layaknyakacang panjang.
Bunga
turi selain digunakan dalam sayur untuk makanan pecel juga
masih banyak kegunaannya. Bunga turi juga bisa untuk urapan dan bahkan
untuk obat penyakit tertentu. Sebenarnya bagian keseluruhan Turi ini semuanya
berguna. Contohnya daunya buat pakan hewan ternak, batangnya yang mengandung
serat jika di pintal dapat menghasilkan benang dan dapat dibuat sebagai jala.
Manfaat
Bunga Turi pada cairan daun dan batangnya sering digunakan sebagai obat kumur
pembersih mulut dan kerongkongan. Getahnya, dalam bentuk tepung atau perasan,
bersifat astrigen. Getah tersebut mengandung beberapa zat pewarna seperti
agatin, basorin, danzantoagatin.Di India, turi dianggap sangat berkhasiat. Semua bagian
pohonnya dapat digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit buta senja
karena mengandung banyak vitamin A.
Manfaat
Bunga Turi khususnya daun turi oleh penduduk Jawa Tengah, biasa digunakan
sebagai bahan pewarna tradisional. Daun turi juga dimanfaatkan untuk
menyembuhkan keputihan, sakit tenggorokan, kuku jari bengkak, batuk, dan
mengatasi hidung berlendir atau sakit kepala.
Untuk meredakan demam nifas, daun turi
ditumbuk, lalu air perasannya diminum. Bagian
akarnya dimanfaatkan untuk batuk
berdahak dan pegal linu.
Bunga turi yang mengandung vitamin B
memang sangat baik sekali buat untuk sayur-mayur. Selain itu biji dari turi ini
ternyata bias juga untuk pengganti kedelai, ya walaupun rasanya tidak seperti
kedelai akan tetapi bisa juga untuk pembuat tempe. Daunya yang bersifat tonik
dalam ilmu kesehatan sehingga berguna sebagai obat kuat, diare, disentri, dan
bias juga buat penyembuh perut kembung. Dan masih banyak lagi guna dari turi
ini..
Turi
(Sesbania grandiflora) banyak ditemukan di daerah pedesaan. Di Indonesia banyak
dimanfaatkan sebagai ‘paru-paru kota’ , pembatas pekarangan dan
sebagai lalapan. Bunga turi sering digunakan sebagai sayuran pelengkap
pecel. Bunga turi dapat membantumemperlancar ASI (
Air Susu Ibu ) dan mengatasi gangguan buang air besar. Selain itu juga dapat
melembutkan kulit. Bunga turi ada yang berwarna merah dan ada yang berwarna
putih. Kandungan senyawa bunga turi merah lebih banyak.
Apa
saja senyawa yang terdapat dalam bunga turi ?
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak
4. Mineral kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium
5. Vitamin B1, B2, B6, C dan beta karoten
Biji turi yang tua, setelah dikeringkan, direbus dan diberi ragi dapat digunakan sebagai bahan baku tempe.
Di India, daun turi digunakan sebagai obat.
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak
4. Mineral kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium
5. Vitamin B1, B2, B6, C dan beta karoten
Biji turi yang tua, setelah dikeringkan, direbus dan diberi ragi dapat digunakan sebagai bahan baku tempe.
Di India, daun turi digunakan sebagai obat.
Efek
farmakologis bunga turi:
a. Pelembut kulit
b. Pencahar
a. Pelembut kulit
b. Pencahar
Ternyata akar turi pun juga bermanfaat
untuk kesehatan yaitu untuk mengatasi pegal linu
Cara :
Akar turi (berbunga merah) digiling halus. Tambahkan air sehingga adonan menyerupai bubur. Gosokkan adonan tersebut pada bagian tubuh yang linu.
Turi juga dapat meredakan sakit kepala lho. Simak resep tradisional berikut ini :
Bahan :
Satu genggam daun turi
Tujuh biji turi (polong)
Tujuh biji lada
Bawang putih
Satu sendok makan cuka
Cara :
1. Tumbuk biji & daun turi serta lada & bawang putih hingga halus.
2. Masukkan cuka dan aduk hingga rata
3. Oleskan ramuan tersebut pada kening
Banyak juga ya manfaat pohon turi beserta bagian-bagiannya. Sekarang kita jadi tahu bahwa turi bukan hanya pohon peneduh jalan , pembatas pekarangan dan paru-paru kota saja. Namun ada banyak manfaat yang lainnya.
Cara :
Akar turi (berbunga merah) digiling halus. Tambahkan air sehingga adonan menyerupai bubur. Gosokkan adonan tersebut pada bagian tubuh yang linu.
Turi juga dapat meredakan sakit kepala lho. Simak resep tradisional berikut ini :
Bahan :
Satu genggam daun turi
Tujuh biji turi (polong)
Tujuh biji lada
Bawang putih
Satu sendok makan cuka
Cara :
1. Tumbuk biji & daun turi serta lada & bawang putih hingga halus.
2. Masukkan cuka dan aduk hingga rata
3. Oleskan ramuan tersebut pada kening
Banyak juga ya manfaat pohon turi beserta bagian-bagiannya. Sekarang kita jadi tahu bahwa turi bukan hanya pohon peneduh jalan , pembatas pekarangan dan paru-paru kota saja. Namun ada banyak manfaat yang lainnya.
Obat tradisional
Pepagannya dapat dipergunakan sebagai obat. Kulit kayu ini diremas dalam air atau direbus, dan airnya diminum untuk mengobati seriawan, disentri, murus darah, atau menceret pada umumnya. Namun jika terlalu banyak diminum, air rebusan ini akan bekerja sebagai obat muntah (emetik).
Bunganya yang berwarna merah bermanfaat sebagai obat. Kulit kayunya yang berwarna merah dijual dengan nama kayu timor. Kadar tanin yang tinggi inilah yang menyebabkan dapat digunakan untuk penyembuhan luka atau disentri. Pada umumnya kayu timorini digunakan untuk mengobati berak darah dan mengatasi peradangan, memar, dan bengkak-bengkak.
Dalam pengobatan, turi dapat digunakan untuk sariawan, radang usus (dengan cara meminum rebusan pepagan turi) disentri, diare, scabies (yakni dengan tumbukan kulitkayu yang dibubuhkan di tempatnya, cacar air, keseleo, terpukul, keputihan, batuk, beri-beri, sakit kepala, radang tenggorokan; demam nifas, produksi ASI, hidung berlendir, batuk, rematik, dan luka. Adapun, oleh etnis Sumba, daun dan pepagan turi digunakan untuk ditempelkan pada bagian yang patah tulang, yang kemudian diikat dengan kain dan dibungkus oleh pelepah daun pisang selama seharian.
Menurut penelitian ilmiah, getah tumbuhan ini merupakan astringen. Ia mengandung zat pewarna utama, yakni agatin dan zantoagatin, kemudian basorin, dan tanin. Biji tumbuhan ini mengandung 70% protein, dan daunnya mengandung saponin yang tidak berbahaya, sekalipun dapat dijadikan pengganti sabun untuk mencuci pakaian.]Bunganya mengandung konten gula variabel dan sumber vitamin B. Semua bagian tumbuhan ini dilaporkan dapat menyembuhkan rabun senja; kalau memang demikian, tumbuhan ini mengandung vitamin A. Penelitian terbaru mendapatkan bahwa akar turi mengandung bahan-bahan aktif yang bersifat anti-tuberkulosis terhadap bakteria Mycobacterium tuberculosis. Bahan-bahan itu di antaranya adalah asam betulinat dan tiga macam isoflavanoid.
Penyamak dan pewarna
Pepagan turi mengeluarkan getah bening yang akan mengeras menjadi gom apabila kena udara. Gom ini dimanfaatkan sebagai pengganti gom arab, dan digunakan dalam makanan dan perekat. Di Karimunjawa, lendirnya digunakan untuk pewarna.
Getah turi itu dimanfaatkan nelayan zaman dahulu untuk mengolesi tali pancing dan jala agar lebih awet. Getah ini juga dapat dicampurkan ke dalam cat hitam yang dipakai untuk mengawetkan tambang atau kayu bangunan; selain itu getah juga bersifat mengikat cat. Gom turi digunakan pula sebagai perekat dalam penjilidan buku.
Di samping getah, cairan rebusan pepagan turi dipakai untuk merendam alat-alat penangkap ikan sehingga tahan lama. Di Kebumen, air rebusan yang dicampur dengan jelaga dipakai untuk memberi warna hitam pada kerajinan anyaman bambu.
Pakan ternak
Banyak catatan yang menunjukkan bahwa turi merupakan hijauan pakan yang disukai ruminansia dan bernilai nutrisi tinggi. Setiap 100 g berat kering, daun-daun turi mengandung sekitar 36% protein kasar dan 9600 IU vitamin A.[6] Konsentrasi N pada dedaunan itu sekitar 3,0–5,5%, dan lebih tinggi lagi pada biji, yakni hingga 6,5%. Ketecernaan dedaunan itu berkisar antara 65–73%, dengan kandungan serat kasar yang rendah (5–18%). Dan meskipun hijauan ini diketahui mengandung saponin dantanin, sejauh ini tidak ada reaksi toksik yang terjadi pad ruminansia. Akan tetapi pemanfaatannya bagi hewan berperut tunggal (monogastrik) perlu berhati-hati, karena pakan ini bersifat mematikan bagi ayam.
Berikut ini adalah zat kimia yang terkandung dalam turi yang menyebabkan baik untuk dimakan ternak:
Kandungan zat
|
Jumlah
|
Protein kasar
|
27,3%[c]
|
Energi kasar
|
4.825 kkal/kg
|
SDN
|
24,4%
|
2,7%
| |
7.5%
| |
1,5%
| |
P
|
0,4%
|
Kayu
Kayu turi tergolong ringan; BJnya berkisar antara 0,38 hingga 0,50 dan digolongkan dalam kelas awet V (tidak awet).
Kayu ini juga kurang baik untuk dijadikan kayu bakar, karena banyak menghasilkan asap. Meskipun demikian, turi menjadi sumber kayu bakar yang populer di pedesaan karena lekas tumbuh dan telah menghasilkan kayu pada umur setahun. Turi dapat mencapai tinggi 2 m dalam 12 minggu, dan 4–5 m dalam setahun; di Indonesia dapat menghasilkan 20–25 m3/ha pertahun apabila ditanam rapat-rapat. Kayunya lunak, berwarna putih, dan lekas rusak. Batang/kayu turi dapat diolah menjadi kertas dengan campuran bambu. Dengan rotasi penanaman 3-4 tahun, turi mampu menghasilkan lebih banyak bahan mentah selulosa per satuan luas jika dibandingkan jenis kayu penghasil pulp yang lain. Akan tetapi serat kayu turi ini pendek-pendek, sehingga perlu dicampur dalam proporsi yang cukup dengan serat bambu yang lebih panjang, agar dapat menghasilkan kertas yang lumayan kuat. Bubur kayu turi dapat dipakai untuk membuat kertas kelas menengah ke bawah:kertas koran, majalah, kertas tulis, atau untuk barang cetakan murah.
Kayu ini digunakan pula untuk papan. Dengan bertambahnya umur, kepadatan kayu turi pun turut meningkat. Kayu yang dihasilkan turi berumur 5–8 tahun telah cukup besar dan cukup kuat untuk dipergunakan sebagai ramuan rumah atau untuk membuat peralatan. Kayu ini mungkin pula untuk dijadikan tiang, akan tetapi kurang awet karena kayu turi mudah diserangcendawan dan serangga.
Kulit pohon turi yang sudah dijadikan bubuk dapat digunakan untuk kosmetik. Daunnya yang mengandung saponin dapat digunakan untuk menggantikan sabun setelah diremas-remas dalam air untuk mencuci pakaian.
Kegunaan lain
Di samping itu turi juga ditanam untuk pelbagai kegunaan: peneduh, pagar hidup, penahan angin, pohon rambatan, pohon hias, dan juga untuk menghijaukan lahan kritis. Bintil-bintil akar pada turi mengikat nitrogen dalam tanah, dan dengan demikian memperbaiki kesuburan tanah. Daun-daun, bunga, dan buah yang berjatuhan menjadi mulsa dan pupuk hijau yang baik. Karena pertumbuhannya yang cepat, turi sangat baik ditanam sebagai tanaman antara –misalnya pada masa bera– untuk memulihkan kesuburan tanah.
Pada tahun 1984, belalang kayu menyerang tanaman kelapa, pisang, cemara, dan juga turi di wilayah Kebumen dan Tegal. Beruntung, salah satu cara untuk mengusir hama belalang kayu adalah dengan menanam turi yang mengundang kumbang endol (Mylabris putulata). Turi juga ditanam untuk membasmi belalang kayu (Valanga nigricornis zehntneri). Ini dimaksudkan untuk mengundang kumbang endol. Kumbang dewasa menyukai bunga turi, sementara larvanya akan memakan telur-telur belalang.
Turi juga bermanfaat sebagai pagar hidup. Maksudnya disini adalah sebagai penghalang bibit sayuran dari gangguan-gangguan ruminansia seperti ayam kampung. Slamet Soeseno, penulis buku sayuran Indonesia mencatat bahwa pagar hidup dapat dibuat berselang-seling. Misalnya, turi berselang-seling dengan kelor dan singkong. Sehingga, tidak perlu membuat biaya banyak untuk memagari bibit tanaman sayuran, semisal dengan bambu ataupun tembok setengah badan berkawat kasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar