Kenikir
|
||||||||||||||
Cosmos caudatus
|
Kenikir atau ulam raja merupakan tumbuhan tropis yang berasal dari Amerika
Latin, Amerika Tengah, tetapi tumbuh liar dan mudah
didapati di Florida, Amerika Serikat,
serta di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Spesies ini dibawa ke Asia Tenggara melalui Filipina oleh Spanyol. Kenikir adalah anggota dari
Asteraceae. Manakala tumbuhan bunga yang berwarna kuning jarang digunakannya sebagai
ulam, yang berwarna ungu merupakan sayuran salad yang sangat populer dimakan mentah
bersama nasi atau dicacah dengan budu, sambal
terasi, tempoyak, serta cincalok. Spesies ini disebut ulam raja di Malaysia yang berarti salad raja.
Deskripsi
Kenikir adalah tumbuhan
tahunan yang berbatang pipa dengan garis-garis yang membujur. Tingginya dapat
mencapai 1 m dan daunnya bertangkai panjang danduduk daunnya berhadapan, sehingga terbagi menyirip menjadi 2-3
tangkai.Baunya
seperti damar apabila diremas. Bunganya tersusun pada bongkol yang banyak terdapat di ujung
batang dan pada ketiak daun-daun teratas, berwarma oranye berbintik-bintik kuning di
tengah-tengahnya, dan bijinya berbentukparuh.
Persebaran
dan habitat
Tersebar di Amerika Tengah yang suhunya panas. Ia menyukai iklim panas yang tak begitu lembab, tanah yang berpasir dan subur, tanah terbuka dan
penyinaran matahari yang penuh.[1] Di Indonesia,
kenikir banyak ditanam di Jawa dan dataran
rendahhingga pegunungan sampai ketinggian 1200 mdpl. Biasanya ditanam di sekitar rumah
sebagai tanaman hias.[1]
Penggunaan
Daun kenikir yang masih muda dan pucuknya dapat digunakan untuk sayuran,
dimakan mentah-mentah dan direbus lalap.
Masyarakat Jawa sudah biasa menggunakan sebagai
salah satu pelengkap pecel. Sayuran
ini dapat ditemui di pasar-pasar.
Tumbuhan ini dapat digunakan untuk penyedap dan merangsang nafsu makan. Dilaporkan, kenikir dapat mengusirserangga (dengan menanam kenikir di antara
tumbuhan tersebut, dan alang-alang.
Tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan biji,
namun sayang sekali tumbuhan ini pada musim
hujan mudah diserang hamajamur.
Khasiat
Ulamnya yang digelarkan "ulam raja" telah digunakan secara
tradisional untuk memperbaiki peredaran darah dan mencuci darah, serta untuk menguatkan tulang, dan
mengobati lemah lambung. Ulamnya mempunyai keupayaan
antioksida (AEAC) yang amat tinggi, yaitu setiap 100 gram salad yang segar mempunyai kemampuan antioksidan yang sama
dengan 2400 miligram asam L-askorbik. Lebih dari dua puluh jenis bahan antioksidan telah dikenal pasti dalam kenikir.
Bahan-bahan antioksidan yang utama disebabkan oleh adanya sejumlah proantosianidin yang wujud sebagaidimer, melalui heksamer, kuersetin glikosida, asam klorogenik, asam neoklorogenik,asam kripto-klorogenik, serta penangkap
(+)-. Kemampuan kenikir untuk mengurangi tekanan oksidatif mungkin sebagiannya
terdiri daripada kandungan antioksidajnya yang tinggi. Dan juga, tumbuhan ini
mengandung zat kimia yang mengandung minyak atsiri, saponin dan flavonoida polifenol.
Berdasarkan kajian tempatan, kenikir
mengandung 3 persen protein, 0,4
persen lemakdan karbohidrat serta kaya dengan kalsium dan vitamin
A. Senyawa yang bersifat antioksidan dapat memacu proses apoptosis
melalui jalur intrinsik (jalur mitokondria).[3]
Catatan
taksonomis
Sebuah tumbuhan bernama tahi kotok (Tagetes erecta) dilaporkan oleh Setiawan
Dalimartha bahwa orang Jawa menyebut tumbuhan ini kenikir. Ini mungkin karena postur tubuh dan
tinggi tumbuhan ini hampir sama dengan tahi kotok. Padahal, jelas berbeda.
Sementara kenikir berbau harum, maka tahi kotok berbau tidak enak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar